Our Precious Person
Jika mendengar kata “precious” atau berharga apa yang kalian pikirkan ? Apakah harta kalian ? Atau kah prestasi ? Tetapi jika mendengar kata seseorang yang berharga untuk kalian, siapa yang kalian pikirkan ? Apakah pacar ? Atau kah teman ? Atau Ayah ? Atau mungkin Ibu ? Ya, pasti banyak yang menjawab Ayah atau pun Ibu. Tetapi kali ini saya akan membahas tentang Ibu.
Ibu merupakan seorang wanita yang telah bersusah payah untuk mengandung dan berjuang melahirkan kita, sehingga kita semua bisa melihat dunia yang sangat beranekaragam ini. Dijelaskan dalam Quran surah Al Ahqaaf ayat 15“….ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandungnya sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan..” Ibu terkadang sampai tidak peduli dengan kondisi dirinya asalkan anaknya bisa lahir ke dunia. Dan disaat anaknya sudah lahir ke dunia Ibu akan mendidik dan mengajarkan berbagai hal kepada anaknya karena Ibu merupakan madrasah pertama bagi anak – anaknya. Apapun yang dilakukannya akan menjadi teladan bagi anak – anaknya. Ibu dengan sabar mendidik dan mengajarkan berbagai hal kepada anaknya. Ibu dengan sabar selalu membimbing anak – anaknya agar menjadi pribadi yang taat terhadap agama dan berperilaku baik. Meskipun begitu, Ibu terkadang juga merasa lelah, tetapi Ia tak pernah menunjukan rasa lelahnya karena Ia tidak ingin anak – anaknya tahu.
Ibu akan selalu berjuang untuk membimbing anaknya agar menjadi sukses meskipun terkadang Ia lelah dan menghadapi banyak rintangan. Begitu besar perjuangan seorang Ibu sampai namanya disebut 3 kali oleh Rasulullah, Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548). Untuk itu hormati, sayangi, dan bahagiakan Ibu selagi Ia masih ada, karena jika tidak sekarang kapan lagi jangan sampai menyesal saat Ia telah tiada.
Dan pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi sedikit tentang sebuah kisah tentang seorang anak. Pada suatu sore hari, Ia pergi menjenguk Ibu nya di Rumah Sakit seperti biasa. Ia masuk ke ruang ICU dan melihat Ibu nya yang sedang terbaring di kasur dengan berbagai alat yang menempel ditubuhnya. Ia memandangi wajah Ibu nya dan Ia masih berpikir sebenarnya apa penyakit yang diderita Ibu nya sampai – sampai Ibu nya tidak memiliki waktu untuk bersama dengannya seperti Ibu – Ibu yang lain. Lalu, saat menjelang malam Ia kembali ke rumah dan Ia pun langsung tidur di kamar. Tiba – tiba Ia terbangun dari tidurnya karena ada seseorang yang membangunkannya. Saat Ia membuka mata Ia melihat banyak orang berkerumun disekitarnya dengan wajah sedih dan iba. Ia heran dengan ekspresi semua orang, hingga akhirnya Ia melihat seseorang tidur terlentang dihadapannya, saat Ia mendekat dan Ia tersadar bahwa itu adalah Ibu nya. Ibu nya sudah tak bernyawa, seakan tak percaya dengan apa yang terjadi Ia lari kembali ke kamar dan menangis hingga kemudian tertidur sampai pagi hari. Dan pada pagi hari Ia mengantar Ibu nya ke pemakaman untuk menguburkannya. Banyak orang yang mengatakannya untuk sabar, tetapi kini Ia sudah tidak menangis dan meratapi apa yang terjadi. Beberapa tahun berlalu Ia semakin tumbuh, dan pada suatu saat ada sebuah fakta mengejutkan yang baru Ia ketahui, yaitu Ibu nya mengidap penyakit kanker rahim. Ia berpikir dan kemudian menangis bagaimana bisa Ibu bertahan mengandungku sambil melawan penyakit kanker yang sangat mematikan itu. Dan Ia mendengar bahwa dulu Ibu nya sebenarnya sangat rawan untuk memiliki anak, tetapi Ia tetap ingin berjuang untuk melahirkan anaknya meskipun nantinya Ia mungkin tak bisa menemani anaknya. Ia tersadar bahwa Ia adalah seorang anak yang sangat dinanti kelahirannya, tetapi ia berpikir kenapa Ibu nya lebih memilih untuk melahirkan dirinya meskipun itu sangat beresiko. Mulai saat itu Ia bertekad untuk menjadi anak yang lebih baik dan lebih baik agar bisa menuntun kedua orang tua nya menuju surga.
Apapun kondisi yang dialaminya, Ia takan pernah menyerah demi anaknya. Betapa lelah dirinya Ia tidak akan mengeluh demi anaknya, karena Ia adalah seorang Ibu seorang malaikat tanpa sayap dan yang sangat berharga bagi setiap makhluk hidup. Untuk itu, jaga, hormati, sayangilah Ibu kita dan jangan lupa sayangi lah Ayah kita juga, karena mereka sangat berharga bagi kita semua.
Sumber :
https://thisisgender.com/ibu-the-invisible-hero/, diakses pada 2 Mei 2018
https://muslimah.or.id/1861-ibumu-kemudian-ibumu-kemudian-ibumu.html ,diakses pada 2 Mei 2018
Comments
Post a Comment